Perbedaan Klaim Tarif INA-CBG pada Penyakit Sistem Peredaran Darah
DOI:
https://doi.org/10.33560/jmiki.v8i2.278Keywords:
ketepatan kode diagnosis, penyakit sistem peredaran darah, perbedaan tarif INA-CBGAbstract
Ketepatan kode diagnosis sangat penting karena mempengaruhi hasil grouper INA-CBG. Selain itu, kode diagnosis penyakit pada sistem peredaran darah memerlukan perhatian lebih karena memiliki aturan khusus. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa 80% kode diagnosis tidak tepat dan menghasilkan perbedaan tarif sebesar Rp. 1.483.300. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi ketepatan kode diagnosis penyakit pada sistem peredaran darah dan mengetahui perbedaan tarif INA-CBG di rumah sakit dan tarif INA-CBG peneliti. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi yang dipilih adalah rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis penyakit pada sistem peredaran darah. Jumlah sampel sebanyak 83 yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit pada sistem peredaran darah pasien rawat inap tahun 2019 sebanyak 1.591, jumlah kode diagnosis yang tepat sebanyak 33 (39,76%) dan uji statistik paired sample t test menghasilkan p-value sebesar 0,001402.
Downloads
References
Abiyasa, M. T., Ernawati, D., & Kresnowati, L. (2012). Hubungan Antara Spesifitas Penulisan Diagnosis Terhadap Akurasi Kode pada RM 1 Dokumen Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Jurnal Visikes, 11 No. 2, 99–104.
Budi, S. C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (1st ed.). Quantum.
Dorland, W. A. N. (2015). Kamus Saku Kedokteran Dorland (S. Tharmapalan (ed.); 29th ed.). Elsevier Pte Ltd.
Hatta, G. R. (2008). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. UI Press.
Hatta, G. R. (2011). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Edisi Revisi. UI Press.
Hatta, G. R. (2014). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan (G. R. Hatta (ed.); 3rd ed.). Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Hernawan, H., Ningsih, K. P., & Winarsih. (2017). Ketepatan Kode Diagnosis Sistem Sirkulasi di Klinik Jantung RSUD Wates. Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional), 2 No. 1, 148–153.
Kemenkes RI. (2014). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2017). Tekan Angka Kematian Melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=17061600003
Maryati, W. (2017). Hubungan antara Keakuratan Kode Diagnosis Diabetes Mellitus dengan Ketepatan Klaim Asuransi. 15–19.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, (2008).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, (2014).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, (2016).
Nafsiah Mboi, D. (2018). On the road to universal health care in Indonesia, 1990–2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, (2011).
Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif (Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif) (1st ed.). Nuha Medika.