ANALISA PENGOLAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DALAM UPAYA PENINGKATA N PELAYANAN RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
DOI:
https://doi.org/10.33560/jmiki.v3i1.70Abstract
DRM processing in hospitals is useful to support the achievement of orderly administration in effort to achieve
the goal of the hospital, which is improving the quality of service. Hospitalization occurred DRM stacker in
the medical record processing. The goal is to know the system and processing power requirements of DRM in
order to improve services in hospitals Kanjuruhan Kepanjen. The type of this study is qualitative. The method
of this study is work sampling, the survey approach that uses the response time, questionnaires, interviews
and observations, performed by cross sectional. Respondent is head of the Sub-Division of Medical Record,
Evaluation and Reporting and officers assembling, coding, and Indexing, Inpatient DRM processing system
based on the Guidelines and Procedures Providing Medical Record Hospitals in Indonesia 2006. The Inpatient
DRM flow in Kanjuruhan Hospital Kepanjen is from inpatient to the Finance Department, because it has
not progressed to the computerisation payment system patients. There is still met DRM Inpatient incomplete
at 26.95%. Factors that caused by the buildup in terms of Human Resources, that quantity, education and
experience is quite competent. DRM -rata daily average inpatient medical records were entered into by
52 DRM. Before processing to complete 52 DRM takes 0.97 hours and effort required of 0.22 people. The
time needed for assembling 5.99 hours and 1.37 the energy needed without dividing the work in the manner
incoming patients (General, Askes, JAMKESNAS, Jampersal), are appropriate if divided by the current job
requires 3 people. Coding without paying the necessary time differentiated way 2,31dan require the 0.53
power, when differentiated manner requires 3 people pay. Indexing without pay distinguished way takes 2.24
hours and 0.51 in need of people, whereas when differentiated payment method requires 3 people. Factors Non
Human Resources, space and infrastructure that is used for processing DRM Inpatient, quite representative,
from lighting and air circulation (using water codition) and enough support but still supporting and requires
realignment, because it looks less neat. Of power, DRM Inpatient incoming and infrastructure should not need
no buildup. Need to improve medical record document processing systems, financial systems and medical
records to enable the committee to monitor and evaluate the quality of medical record services and empowering
officers DRM processing Hospitalization.
Keywords: DRM Inpatient, Assembling, Coding, Indexing
Abstrak
Pengolahan DRM di rumah sakit berguna untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan. Terjadi penumpuk DRM Rawat Inap di ruang
pengolahan Rekam Medis. Tujuannya adalah mengetahui system dan kebutuhan tenaga pengolahan DRM
dalam upaya peningkatan pelayanan pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Dilaksanakan secara kuantitatif dengan
metode work sampling, dengan pendekatan survey yang menggunakan respon time, kuesioner, wawancara serta
observasi, yang dilakukan secara cross sectional. Respondennya adalah kepala Sub Bagian Rekam Medis,
Evaluasi Dan Pelaporan dan petugas bagian assembling, koding, dan indeksing,. Sistem pengolahan DRM
Rawat Inap berdasarkan Pedoman Penyelenggaran dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia 2006.
Di RSUD Kanjuruhan Kepanjen alur DRM Rawat Inap dari rawat inap ke Bagian Keuangan, karena belum
berjalannya system komputersasi untuk pembayaran pasien. Masih dijumpai DRM Rawat Inap tidak lengkap
sebesar 26,95%. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penumpukan ditinjau dari Sumber Daya Manusia,
bahwa kuantitas, pendidikan dan pengalaman cukup kompeten. Rata –rata setiap hari DRM Rawat Inap yang masuk ke rekam medis sebesar 52 DRM. Sebelum pengolahan untuk menyelesaikan 52 DRM membutuhkan
waktu 0,97 jam dan tenaga yang dibutuhkan 0,22 orang. Waktu yang dibutuhkan untuk assembling 5,99 jam
dan tenaga yang dibutuhkan 1,37 orang tanpa membagi pekerjaan sesuai cara masuk pasien (Umum, Askes,
Jamkesmas, Jampersal), sedang kalau dibagi berdasarkan pekerjaan sesuai yang ada saat ini membutuhkan 3
orang. Koding tanpa dibedakan cara bayar diperlukan waktu 2,31dan membutuhkan tenaga 0,53 orang, bila
dibedakan cara bayar membutuhkan 3 orang. Indexing tanpa dibedakan cara bayar diperlukan waktu 2,24 jam
dan membutuhkan tenaga 0,51 orang, sedangkan bila dibedakan cara bayar membutuhkan 3 orang. Factorfaktor
Non Sumber Daya Manusia, ruangan dan sarana prasarana yang dipakai untuk pengolahan DRM Rawat
Inap, cukup representative, dari pencahayaan maupun sirkulasi udara (menggunakan air codition) dan cukup
mendukung namun masih belum menunjang dan membutuhkan penataan kembali, karena tampak kurang rapi.
Dari tenaga, DRM Rawat Inap yang masuk dan sarana prasarana seharusnya tidak perlu ada penumpukan. Perlu
memperbaiki system pengolahan dokumen rekam medis, system keuangan dan mengaktifkan panitia rekam
medis untuk monitoring dan evaluasi mutu pelayanan rekam medis serta pemberdayaan petugas pengolah
DRM Rawat Inap.
Kata kunci: DRM Rawat Inap, Assembling, Koding, Indexing
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2015-04-02
How to Cite
Suhartatik, .-., & Rochman, E. F. (2015). ANALISA PENGOLAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DALAM UPAYA PENINGKATA N PELAYANAN RSUD KANJURUHAN KEPANJEN. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 3(1). https://doi.org/10.33560/jmiki.v3i1.70
Issue
Section
Artikel