Indikator Input Sistem Surveillance Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Yogyakarta

Authors

  • M. Syairaji Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
  • Dian Budi Santoso Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.221

Keywords:

evaluasi, surveilans, DBD

Abstract

DBD merupakan salah penyakit menular dengan kasus terbesar di dunia. WHO memperkirakan 390 juta infeksi dengue terjadi setiap tahunnya. Tahun 2016 terjadi 1699 kasus dan 13 kematian akibat DBD di Kota Yogyakarta. Dalam mengendalikan kasus DBD, surveilans memiliki peranan yang sangat penting dalam hal deteksi dan analisis tren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem surveilans DBD khususnya pada indikator input yakni petugas, pembiayaan, ketersediaan SOP, formulir pelaporan, dan komputer.

 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional deskriptif. Waktu penelitian selama bulan agustus 2017. Populasi adalah seluruh petugas surveilans Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta. metode sampling adalah total sampling dimana pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis univariat dalam bentuk persentase.

Indikator petugas, rata-rata berumur 48 tahun. 88.89% lulusan D3 kesehatan lingkungan, 44.44% pernah mengikuti 2 kali atau lebih pelatihan mengenai program surveilans DBD. 61% petugas surveilans DBD memiliki jabatan rangkap. Aspek pembiayaan, 72.22% menyatakan terdapat biaya untuk operasional surveilans DBD dengan sumber utama APBD. Lebih dari 70% Puskesmas memiliki Standard Operating Procedure (SOP) surveilans DBD dan komputer pada aspek ketersediaan formulir, lebih dari 38% Puskesmas tidak tersedia formulir K-DBD, W2 DBD, KD/PKM, dan DP-DBD.

Temuan major yang didapatkan antara lain pada aspek umur dan jumlah jabatan rangkap (Man), serta ketersedian formulir khususnya formulir yang wajib diisi dan dilaporkan oleh Puskesmas seperti formulir K-DBD, W2 DBD, KD/PKM, dan DP-DBD. Saran yang dapat diberikan antara lain peremajaan petugas surveilans DBD Puskesmas dan melakukan rekrutmen petugas baru untuk melengkapi kurangnya jenis-jenis tenaga kesehatan di Puskesmas yang nantinya diharapkan petugas dengan jabatan rangkap akan berkurang.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

M. Syairaji, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Staf Pengajar Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Dian Budi Santoso, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Staf Pengajar Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

References

Anggraini, R., D., Chatarina, U.W., Bambang, W.K. (2016). Evaluasi Sistem Surveilans Campak di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Jurnal Wiyata. 3(2): 174-186.

CDC. (1988). Guidelines for Evaluating Surveillance System. Atlanta: Center for Disease Controls and Prventions

Chung, J., Park, J., Cho., M., Park, Y., Kim, D., Yang, D., Yang, Y. (2015). A Study on The Relationships Between Age, Work Experience, Cognition, and Work Ability in Older Employees Working in Heavy Industry. J. Phys. Ther. Sci. 27(1): 155-157.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2015). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015, Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota Yogykarta.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1116/SK/VII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

Maharani, B.E. and Hargono, A., 2014. Measles Surveillance Attributes Assesment Based on The Puskesmas Surveillance Officers Perception in Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi 2(2): 174-186.

Mufidz, M. (2016). Evaluasi Input Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kab. Tegal. Unnes Journal of Public Health. 5(2): 156-166.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. Lembaran Negara Republik Indonesia. Jakarta

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Rahayu, T, 2012, Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang 2 (Studi di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah), Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2, Tahun 2012, Hal. 479 – 492.

Safari, S., Akbari, J., Kazemi, M., Mououdi, M.A., M.B. (2013). Personnel`s Health Surveillance at Work: Effect of Age, Body Mass Index, and Shift Work in Mental Workload and Work Ability Index. Journal of Environmental and Public Health. Vol.2013: 1-6.

WHO, (2006). Communicable disease surveillance and response systems. Guide to monitoring and evaluating.

WHO. (2012). Global Strategy For Dengue Prevention And Control. Swiss : WHO Press.

Published

2019-03-04

How to Cite

Syairaji, M., & Santoso, D. B. (2019). Indikator Input Sistem Surveillance Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 7(1), 70. https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.221

Issue

Section

Artikel